Bayangan yang Mengintai di Balik Pintu Keluarga
Alunan guqin di malam sunyi berdesir pilu, menembus dinding-dinding waktu, membawa Li Wei kembali ke masa lalu. Dulu, ia adalah nyonya rumah tangga keluarga Zhang yang disegani. Cantik, cerdas, dan dicintai Zhang Hao, suaminya. Dulu.
Sekarang, hanya tinggal bayangan yang mengintai di balik pintu. Bukan lagi Li Wei yang dulu.
Pengkhianatan itu datang seperti pisau berkarat yang menusuk jantungnya perlahan. Zhang Hao, dengan Lin Mei, sahabatnya sendiri. Di ranjangnya. Di rumahnya. Di bawah atap yang sama dengannya.
Li Wei memilih DIAM. Bukan karena ia lemah. Bukan karena ia tak berdaya. Ia menyimpan rahasia. Rahasia yang akan menghancurkan seluruh fondasi keluarga Zhang jika terungkap. Rahasia tentang asal-usul Zhang Hao yang SEBENARNYA.
Hari-hari berlalu dalam keheningan yang menyesakkan. Li Wei menyaksikan Lin Mei, dengan perut yang semakin membesar, perlahan mengambil alih posisinya. Ia melihat Zhang Hao, yang dibutakan oleh cinta palsu, mengabaikannya.
Tapi, Li Wei tidak membalas. Ia hanya mengamati.
Misteri kecil mulai bermunculan. Surat-surat anonim yang tiba di meja Zhang Hao. Telepon-telepon gelap di tengah malam. Dan tatapan gelisah Lin Mei yang semakin sering tertuju padanya. Apakah Lin Mei tahu rahasianya? Apakah Zhang Hao mulai curiga?
Suatu malam, Li Wei menemukan sebuah kotak tua di loteng. Di dalamnya, tersimpan foto-foto seorang wanita. Wanita yang sangat mirip dengan Zhang Hao, tapi dengan identitas yang berbeda. Identitas seorang pemberontak yang dihukum mati. Rahasia itu terkuak. Zhang Hao adalah cucu dari pemberontak itu!
Li Wei mengerti. Rahasia ini, jika sampai ke telinga kaisar, akan menghancurkan keluarga Zhang. Inilah alasan mengapa ia diam. Demi melindungi mereka semua.
Tapi, Lin Mei... ia terlalu licik. Ia sudah mengetahui rahasia itu. Dan ia berencana menggunakannya untuk menjatuhkan keluarga Zhang dan merebut seluruh kekayaan mereka.
Namun, takdir punya rencana lain.
Lin Mei melahirkan seorang anak laki-laki. Zhang Hao sangat bahagia. Tapi, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Hasil tes DNA menunjukkan bahwa anak itu BUKAN anak Zhang Hao.
Lin Mei hancur. Zhang Hao murka. Seluruh kebohongan dan pengkhianatan Lin Mei terungkap. Zhang Hao, yang selama ini dibutakan oleh cinta palsu, akhirnya melihat kebenaran.
Ia melihat Li Wei. Mata Li Wei memancarkan kesedihan yang mendalam, tapi juga kebijaksanaan. Ia tahu. Ia tahu segalanya.
Zhang Hao berlutut di hadapan Li Wei. Memohon ampun. Li Wei tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya menatapnya dengan tatapan kosong.
Keluarga Zhang hancur. Lin Mei diusir. Zhang Hao ditinggalkan sendirian, meratapi kesalahannya.
Li Wei pergi. Ia meninggalkan rumah itu, meninggalkan kenangan pahitnya. Ia tidak membalas dendam dengan kekerasan. Ia hanya membiarkan takdir yang berbicara.
Balas dendamnya hadir dalam bentuk yang paling pahit: kehancuran dan penyesalan.
Di kejauhan, Li Wei tersenyum tipis. Ia tahu, Zhang Hao akan hidup dengan penyesalannya selamanya.
Ia melanjutkan perjalanannya, meninggalkan bayangan di belakangnya. Bayangan yang akan terus menghantui keluarga Zhang sampai akhir zaman.
Dan rahasia itu? Ia akan tetap menyimpannya. Karena kadang, diam adalah balas dendam yang paling sempurna.
Angin malam berdesir, membawa bisikan pilu. "Kebahagiaan yang hilang, takkan pernah kembali…"
You Might Also Like: Jualan Kosmetik Usaha Sampingan Online
0 Comments: