Bunga plum bermekaran di atas salju yang memudar. Musim semi di Desa Yulan selalu membuat Lin Yi, atau seharusnya Xiao Hua , merasakan geta...

Kisah Seru: Aku Tersenyum Di Atas Luka, Karena Itu Satu-satunya Yang Tersisa Kisah Seru: Aku Tersenyum Di Atas Luka, Karena Itu Satu-satunya Yang Tersisa

Kisah Seru: Aku Tersenyum Di Atas Luka, Karena Itu Satu-satunya Yang Tersisa

Kisah Seru: Aku Tersenyum Di Atas Luka, Karena Itu Satu-satunya Yang Tersisa

Bunga plum bermekaran di atas salju yang memudar. Musim semi di Desa Yulan selalu membuat Lin Yi, atau seharusnya Xiao Hua, merasakan getaran aneh. Getaran familiar yang menghantui, seperti lagu lama yang terlupa. Ia hanyalah seorang gadis desa biasa, terlahir dengan tanda lahir berbentuk bunga persik di bahu kirinya – anomali yang seringkali membuatnya menjadi bahan bisikan.

Namun, di malam-malam sunyi, mimpi-mimpi aneh datang mengunjunginya. Mimpi tentang istana megah, pedang berlumuran darah, dan tatapan seorang pria yang menusuk jantungnya dengan dingin. Pria itu… terasa begitu dekat, begitu familiar, namun juga begitu kejam.

Xiao Hua menyukai teh herbal. Ia belajar membuatnya dari Nenek Mei, satu-satunya orang yang benar-benar mengerti keheningannya. Suatu sore, saat Nenek Mei mengajarinya cara memetik melati, sebuah kereta kencana berukir naga tiba-tiba berhenti di depan gubuk mereka. Seorang pria berpakaian sutra emas keluar, matanya tajam seperti elang.

"Xiao Hua?" tanyanya, suaranya bagai beludru yang dilapisi baja. "Apakah itu namamu?"

Pria itu memperkenalkan diri sebagai Jenderal Zhao, utusan dari Kekaisaran Langit. Ia mengatakan bahwa Xiao Hua terpilih untuk menjadi bagian dari Harem Terpilih, sebuah kehormatan… atau mungkin, sebuah kutukan.

Di istana yang berkilauan, mimpi-mimpi Xiao Hua semakin jelas. Ia mengingat namanya yang dulu: Permaisuri Lian. Ia mengingat cinta yang membara, dan pengkhianatan yang membekukan hati. Kaisar Li Wei, pria yang dulu ia cintai sepenuh jiwa, telah bersekongkol dengan selirnya, Mei Lan, untuk menjatuhkannya dari tahta dan merebut kekuasaan.

Mei Lan… nama itu bagai racun di lidahnya. Di kehidupan ini, Mei Lan adalah Selir Zhang, wanita paling berpengaruh di harem, yang terus menerus mengawasinya dengan senyum sinis.

Xiao Hua tahu, instingnya mengatakan demikian.

Namun, ia bukan lagi Permaisuri Lian yang lemah. Luka masa lalu telah menempa dirinya menjadi baja yang lebih kuat. Ia tidak menginginkan darah dan perang. Ia hanya ingin… kedamaian.

Ia menggunakan pengetahuannya tentang herbal, yang ia pelajari di desa, untuk mendapatkan kepercayaan para wanita di harem. Ia menjadi penasehat, teman, dan mendengar. Ia menyadari bahwa Selir Zhang haus akan kekuasaan, namun juga diliputi rasa takut.

Suatu malam, Kaisar Li Wei jatuh sakit. Selir Zhang, dengan dalih merawatnya, diam-diam memberinya racun. Racun yang sama persis dengan yang digunakan untuk membunuh Permaisuri Lian di kehidupan sebelumnya.

Xiao Hua, tanpa ragu sedikitpun, menukar cangkir racun dengan cangkir teh herbal yang ia buat sendiri. Selir Zhang, dalam kesombongannya, meminumnya sendiri.

Tidak ada yang curiga. Selir Zhang meninggal dunia, korban penyakit aneh. Kaisar Li Wei, yang perlahan pulih berkat teh herbal Xiao Hua, mengangkatnya menjadi Permaisuri Baru.

Xiao Hua, Permaisuri Lian yang telah terlahir kembali, duduk di singgasana, menatap ke bawah pada kekaisaran yang dulu menjadi mimpi buruknya. Ia tahu bahwa Kaisar Li Wei tidak mencintainya, ia hanya menginginkan kekuasaan. Tapi kali ini, Xiao Hua memegang kendali.

Dengan satu dekrit sederhana, ia membuka gerbang istana untuk rakyat jelata, mendistribusikan kekayaan istana untuk yang membutuhkan, dan mengumumkan bahwa ia tidak akan pernah melahirkan ahli waris untuk tahta. Kekaisaran itu… akan berakhir bersamanya.

Ia tersenyum, senyum yang pahit namun kuat. Balas dendamnya tidak berdarah. Balas dendamnya adalah keputusan untuk mengubah takdir.

Menjelang akhir hayatnya, Xiao Hua, Permaisuri Lian, menatap langit senja. Ia merasakan jejak kehadiran Jenderal Zhao, pria yang membawanya ke istana. Pria yang, di kehidupan sebelumnya, adalah kasim setia yang membantunya melarikan diri dari kematian.

Mata mereka bertemu, dan dalam tatapan itu, ia melihat janji.

Mungkin, di kehidupan yang akan datang, mereka akan bertemu lagi, dalam keadaan yang berbeda.

You Might Also Like: Distributor Kosmetik Bisnis Sampingan

0 Comments: