Kabut menggantung rendah di Pegunungan Cangwu, menyelimuti puncak-puncak bagai hantu yang berbisik. Sepuluh tahun berlalu sejak Li Wei meng...

Dracin Populer: Tangisan Yang Kucium Sebelum Tidur Dracin Populer: Tangisan Yang Kucium Sebelum Tidur

Dracin Populer: Tangisan Yang Kucium Sebelum Tidur

Dracin Populer: Tangisan Yang Kucium Sebelum Tidur

Kabut menggantung rendah di Pegunungan Cangwu, menyelimuti puncak-puncak bagai hantu yang berbisik. Sepuluh tahun berlalu sejak Li Wei menghilang, terjatuh ke jurang saat berburu. Semua meratapi kematiannya, namun Nona Zhao, tunangannya, menolak percaya. Setiap malam, di paviliun kesepian menghadap gunung, ia membiarkan air matanya tumpah.

Malam ini, di tengah isak tangisnya, sebuah suara menyapa, "Nona Zhao, mengapa Anda menangis?"

Nona Zhao tersentak. Di ambang pintu, berdiri seorang pria. Bayangannya samar, namun matanya... mata itu tidak mungkin salah.

"Li... Li Wei?" bisiknya, tercekat.

Pria itu tersenyum tipis. "Sudah lama, bukan? Istana ini tidak banyak berubah. Kecuali... mungkin, lebih sunyi."

Paviliun bagaikan lorong istana yang sunyi, udara dipenuhi aroma melati yang memabukkan, namun terasa berat. Nona Zhao bangkit, mendekat dengan ragu. "Bagaimana mungkin? Mereka bilang... mereka bilang kau mati."

Li Wei mengulurkan tangan, menyentuh pipi Nona Zhao dengan lembut. Sentuhan itu dingin, nyaris hampa. "Kematian adalah ilusi, Nona Zhao. Terkadang, kita hanya bersembunyi di balik kabut, menunggu waktu yang tepat untuk menampakkan diri."

"Tapi... mengapa? Mengapa selama ini?"

"Pertanyaan yang bagus." Li Wei berbalik, memandang ke arah pegunungan yang gelap. "Ada kebenaran yang harus diungkap. Rahasia yang terkubur di bawah fondasi istana ini."

Nona Zhao mengerutkan kening. "Rahasia apa? Siapa yang menyembunyikannya?"

"Anda. Anda yang menyembunyikannya, Nona Zhao. Anda selalu memegang kendali." Suara Li Wei berubah, dari lembut menjadi dingin, bagai pisau yang mengiris udara.

Nona Zhao mundur selangkah. "Aku? Apa maksudmu?"

Li Wei tertawa lirih. "Ingat malam itu, Nona Zhao? Malam di mana saya 'terjatuh' ke jurang? Anda tahu persis apa yang terjadi. Kecemburuan Anda, ambisi Anda... semuanya terukir jelas di mata Anda saat itu."

Kilatan ketakutan melintas di mata Nona Zhao. "Itu... kecelakaan. Aku bersumpah!"

"Sumpah yang diucapkan di bawah cahaya bulan, Nona Zhao? Sumpah yang sama yang Anda ucapkan saat mencium tangisan saya sebelum tidur, setiap malam setelah kejadian itu?" Li Wei mendekat, bayangannya semakin menakutkan. "Anda pikir saya tidak tahu? Bahwa Anda mengatur semuanya, memanfaatkan 'kematian' saya untuk merebut kekuasaan?"

Nona Zhao terdiam. Semua topengnya runtuh, memperlihatkan wajah kejam yang selama ini tersembunyi. Air mata mengalir di pipinya, bukan air mata kesedihan, melainkan air mata kepanikan.

Li Wei berdiri tepat di depannya. Matanya menusuk, menghancurkan setiap pertahanan yang dibangun Nona Zhao selama sepuluh tahun.

"Anda pikir Anda menang, Nona Zhao? Anda salah. Kematian saya hanyalah awal dari permainan ini. Permainan yang Anda ciptakan, dan akan Anda menangkan."

Nona Zhao menatap Li Wei, bibirnya bergetar.

"Tapi... dengan harga yang sangat mahal."

Dan dalam tatapan Li Wei, Nona Zhao melihat bayangan masa depannya: istana yang kosong, kekuasaan yang hampa, dan kebenaran yang akan terus menghantuinya... karena dia selalu tahu, bukan jurang yang menelan Li Wei, melainkan ambisinya sendiri.

You Might Also Like: Jual Skincare Non Komedogenik Untuk

0 Comments: